Wednesday, November 28, 2012

What's your dream that hasn't come true?

Dalam sebuah diskusi di group yang saya ikuti, ada pertanyaan menarik dari seorang teman, "Apa mimpimu yang sampai saat ini belum tercapai?" Jawaban cukup bervariasi. mulai dari yang sangat simpel, sampai yang kompleks. Simpel? Karena mimpinya adalah bisa membuat baju sendiri. Kompleks? Karena sebagian besar mimpinya belum tercapai dan perwujudannya butuh biaya, tenaga dan waktu.
Mimpi, adalah bagian dari hidup kita. Dengan mimpi, semangat hidup jadi tambah. Coba deh bayangkan, hidup kita rutin, setiap hari dilalui dengan biasa. Melakukan semuanya, karena memang harus dilakukan, bukan karena untuk tujuan tertentu. Wuiih...jenuh kan jadinya. Ujung-ujungnya bosan. Ketika sebuah mimpi diletakkan, kita ada target. Kalau target tak tercapai? Bukan berarti hidup kita gagal. JAdikan semangat untuk hari berikutnya.

Kalau anda pernah mengunjungi Disney Parks, mereka selalu menmpatkan semboyan tulisan, "Let's the memory begin". Tulisan itu, selalu ditempatkan di depan pintu masuk, diatas gambar Mickey mouse dari tanaman.Memang, Disney ingin memberikan kesan yang kuat, bahwa berkunjung ke Disney, akan memberikan kesan yang mendalam bagi anak-anak. Sehingga kesan itu akan terbawa hingga dewasa kelak. Selain itu, semboyan lain, adalah Disney, Where dreams come true... Fantasi anak-anak tentang princess dan istananya, yang semual hanya ada dalam khayalan mereka, ternyata terwujud di Disney park. Bahkan sampai saat ini, Zahra dalam usianya yang hampir 5 tahun, masih menganggap Disney princess itu ada. Bahwa mereka tinggal di istana-istana Disney. Mereka bersedia menemani anak-anak untuk makan malam bersama :) . Kadang kakaknya menggoda, berusaha menjelaskan, tapi tetap saja dia tetap percaya. Malah kadang marah kalau berkali-kali diingatkan. Ya sudahlah, toh nanti si kecil akan sadar sendiri, bhwa itu dunia fantasy saja. Kan dulu kakak-kakaknya juga mengalami fase yang sama...



Mimpi saya sederhana tapi tak mudah mewujudkannya. Mempunyai keluarga yang dirahmati Allah, mempunyai anak-anak sholeh sekaligus menjadi anak sholeh bagi orangtua, serta orangtua yang shaleh bagi anak2 saya. Dengan target itu, saya mempunya rem ketika banyak kegiatan keluar rumah yang cukup menarik. HArus pilih-pilih kegiatan, agar rumah tidak terlantar. Kalau pagi sudah keluar seharian, tentu waktu anak dirumah sepulang sekolah, saya jadi sibuk didapur....duh, kasihan mereka. Mana sempat kita bermain dengan mereka. Paling-paling hanya bisa mengerjakan PR bersama. PAdahal, kalau saya sempatkan having fun together,entah main lego, pesawat atau polly pocket , setelah itu akan mudah sekali memasukkan program-program kita ke mereka. Entah baca Iqro untuk Azul, atau mengaji untuk Naila...membaca buku bersama. Mimpi diatas merupakan a big dream. Artinya, mimpi dalam jangka panjang, karena merupakan salah satu tujuan hidup. Wong sudah punya target saja, kadang diri saya sendiri tidak konsisten dalam mewujudkannya. Sore-sore, setelah capek beraktifitas di school days, yg biasanya hari "No TV", malah nyetelkan tivi untuk anak. Walaupn hal ini jarang terjadi....namun. ketika badan sudah capek, merebahkan tubuh adalah jalan ternyaman untuk menyembuhkannya. KAdang sih, dengan rebahan, anak-anak ikut bergabung sambil membaca buku, atau mengerjakan PR dikasur....
Mimpi jangka pendek? Ditempatkan ditempat yang memungkinkan anak2 bisa belajar sekaligus mengamalkan ajaran agama dengan mudah.

Bisa anda menempatkan mimpi adalah dalam kebendaan. Tak perlu khawatir. Bukannya saya anti kebendaan, kok tidak menargetkan misalnya punya apartemen bagus dan mewah. Atau misalanya saya ingin someday maybe ke Canada atau ke Switzerland melihat keindahan alamnya. Tapi keinginan itu belum memasuki derajat mimpi. Artinya, kalau bisa ya sukur, kalau tidak ya gak papalah... Saya tidak melakukan seluruh daya upaya untuk keinginan-keinginan itu. Rumah, walau tidak mentereng, saya sudah merasa cukup dengan yang kita miliki. Jalan-jalan? Walaupun sebelumnya bukan mimpi saya, tapi saya selalu bersyukur, diberi kenikmatan mengunjungi beberapa tempat, merasakan luasnya bumi Allah. 

Ada pengalaman menarik tentang mimpi. Kira-kira 25 tahun yang lalu, ayah saya mempunyai mimpi untuk pergi berhaji. Saat itu, beliau yang hanya seorang guru SMP, selalu menyisihkan uang 25 ribu rupiah kedalam tabungan haji. Tetangga saya, seorang pengusaha kaos yang masih muda, selalu menggoda ayah kalau berkunjung kerumah "Sudah berapa tabungannya pak Haji?" Tiba-tiba saja, baru dua tahun menabung, abang saya menyerahkan seluruh hasil tabungannya hasil kerja ditahun pertama yang dititipkan ke ibu, untuk biaya haji. Wah, tidak hanya kurang, malah berlebih dan cukup untuk uang sangu sekalian. 

So, buat anda, jangan takut untuk bermimpi. Biarlah orang menertawakan atau menyepelekan, tetap berusahalah untuk menggapai mimpi itu...........

Monday, November 26, 2012

Mencari daging halal di Pasar di Moscow

Bermula dari ajakan bu Tatiana, salah seorang sekretaris di kantor, yang mengurusi para eksatriate. "Ayo kita cari daging halal di pasar. You will find any part of the meat..." Duh ngiler dong... kan daging halal yang kita beli selama ini dari supermarket Achan saja. Pastilah cuma berujud daging2 biasa saja. Tak ada tulang, maupun has dalam.
Sebenarnya dari supermarket tsb bisa didapat turkey breast utk sandwich, bbrp macam sosis, maupun peperoni. Demikian juga ayam, iga kambing maupun dagingnya.Tapi utk daging sapinya, semua berujud daging biasa. kurang seru rasanya kalau pas pingin buat soto betawi yan gperlu jeroan, maupun buntut sapi.
Niatnya sh, biarlah..mungkin kita disuruh makan sehat, tak lagi pakai jeroan. Rupanya tawaran datang...jadilah kami menetapkan jadwal, Minggu Siang, jam 11.00.

Taksi dari Igor yang datang menjemput, selalu tepat waktu. Malah terlalu pagi. Jadi kamipun bisa datang sesuai dengan jadwal. Pasar itu, adalah Leningrad Market, di jalan leningrad nomor 55, dekat metro Sokhol. Tak lupa, posisi segera disimpan di GPS. Agar kalau sewaktu-waktu perlu kesana, kami tak lagi kesasar,

Dibagian pintu masuk, sudah disambut aroma Arabic sweet. Ada baklava , teh arab dsb. Ah, tapi semua itu saya lewatkan. Takut gak kemakan, dan takut gak enak rasanya. Lewat dari situ, ada yang jualan granada syrup, buah granada (delima)nya besar-besar, berbiji penuh-peuh dan warna merah tua.
Menurut bu Tatiana, keguanaan syrup itu untk saus saat makan dengan ikan. JAdi syrup, dimasak diatas api, sampai kental. diamakan dengan ikan bakar atau goreng.

Disebelahnya ada penjual berbagai acar. Baunya harum sekali. SAyang saya tak tahu, mau dimakan dengan apa acar tersebut, jadilah variasa acar yang menarik, juga lewat.
Akhirnya kami pun langsung menuju ke penjual daging halal. Masya Allah, penjualnya ramah sekali. rupanya bu Tatiana sudah menjadi pelanggan bertahun-tahun. Beliau bukan muslim, tapi hanyapercaya pada penjual daging ini. Dengan sabar, si penjual menjelaskan bagian2 yang ada pada pembeli.

Kami juga menemukan habatushaudah di toko itu. Ada dua merk, dan bu Tatiana menganjurkan saya mengambil yang royal. Lebih mahal sedikit, tapi lebih bagus kualitasanya. Rupanya itu titipan dari penjual biji2 kering diseblahnya. Disitu pula saya menemukan kurma majduul. Walau mahal, tapi tak semahal bila beli di supermarket. Sekilo 600 dolar.
Kurma berdaging tebal ini, adalah favorit kami. Bu Tatiana sempat memperingatkan, awass itu 600 lho... lhah, tapi bagaimana lagi? Kurma ini sangat penting untuk sahur dan buka. Jadi walaupun mahal, tetap kami kejar...
Kentang dan wortel, banyak yang dijual masih berbalut tanah. Ternyata itulah rahasia agar tetap segar walau tak dimasukkan ke dalam kulkas.
Pulangnya, bisa ditebak, bagasi mobil hampir tak muat menampung belanjaan kami. Senang bisa terjun langsung k epasar rakyat ini. Semoga masih bisa datang kesana lagi'

Sunday, November 25, 2012

Eid ul Adha 2012, our first snow in Moscow


Tinggal di Moscow, apalagi kalau bukan salju yang ditunggu oleh anak-anak. Tiap pagi, mereka selalu menanyakan kapan salju datang. Dan akhirnya pagi itu, saat kami baru saja pulang dr sholat Eid di KBRI Moscow, salju deras pun datang.

Salju yang turun, bagai ribuan kapas beterbangan, menempel di mana-mana. Di jaket, di payung, di atap, di kaca mobil. Saya coba untuk menggengamnya, namun uuh tak jua berhasil. Saya berusaha untuk menggapai butiran yg agak besar, tapi salju itu selalu luluh dalam genggaman. Luruh bersama hangatnya jemari yang perlahan menguap, berubah menjadi dingin...
Saya berlari, menari berputar, terbahak dan berteriak... finally.....I can touch you, my frist snow in Moscow!!
Saat itu, kami barusaja keluar dari Metropolis mall. dengan sepatu boots selutut dan jaket berisi bulu angsa, yang masih lekat dengan harumnya bau toko. Biarlah orang-orang melirik, biarlah orang-orang menggumam, saya tak peduli...
Kotak sepatu boots, berisi sepatu lama, basah tertutup banyak butiran salju. Kami naik tramway pun, lantainya licin...Oops, hampir tergelincir.
Hutan kayu di kanan sepanjang jalan mulai tertutup butiran kapas itu. Indah sekali...
Takbir masih terucap di bibir ini. Gemanya semakin terasa mendalam dengan keindahan alam yang saat itu sedang terjadi.
Allahu Akbar.
Biarpun salju turun cukup deras, kegiatan orang-orang tetap berlangsung normal. Semua orang berjalan kaki dengan cepat, setengah berlari. Saya tahu, meskipun cepat, mereka tetap waspada. Sepatu sudah dibuat dengan disain yang berbeda, alas kaki, dibuat dari karet, yang berpola, agar tidak licin.
Paginya, salju sudah tebal menutup halaman. Boat-boat yang biasa parkir di yacht club, sudah disingkirkan. Taman diseberang sungai tampak indah. Tiba-tiba, ada dua anak laki-laki, berlari ketengah lapangan bola. Dari binokuler, kami tahu, mereka anak-anak korea, bersekolah SMA di American school, yang biasa berangkat bareng-bareng di school bus. OOh rupanya mereka mengukir hamparan salju. Anak-anak korea itu, menuliskan kata-kata, yang kurang lebih berarti I love you....
Indah sekali...